Tak perlu mengelak. Getaran dalam hati nyatanya muncul kembali. Getar itu kembali terasa. Walau kecil, namun terus ada. Ia memberi asa yang kembali menyala. Memberi harap yang kian terjaga.
Adakah harapan baru? Ada namun tak seindah harapan lama. Harapan lama, nampaknya tak kunjung pergi. Ia masih ada dan terus ada. Meski kini, pilihan baru itu ada, namun aku tetap memilih menjaga diri dan setia pada satu nama yang tersemayam dalam hati selama ini.
Aku? Aku tak berubah. Hanya saja, aku tak mau mengulang masa lalu. Gagal menjaga hati, juga salah dalam mengekpresikan rasa. Aku tak mau lagi cinta ini berujung pada ketidakbaikan. Aku tak mau jika harus bersamamu namun tuhan tak memberi restu. Akupun tak mau, jika kita saling memberi perhatian, saling berkasih sayang namun semua itu membuat kita jauh dari arti ketulusan rasa.
Aku tak peduli, jika kamu tak tahu tentang rasa yang tumbuh dalam hati. Itu malah baik bagiku, dan baik pula bagimu. Biar hanya tuhan yang tahu, biarlah tuhan yang menjaganya, jika Tuhan merdhoi maka Ia yang akan menyatukan. Yang pasti aku percaya rasa ini akan tetap ada, bukan karena aku yang menjaganya, bukan, bukan karena aku yang menjaganya. Tapi Tuhanlah yang menjaganya.
Biarlah.. Hari ini akan kucoba untuk menjalani hidup sebaik yang aku bisa. Hari esok akan ku coba melukis kenang, seindah senyum malu yang pernah terlihat diwajah mu. Dan di masa depan ingin rasanya aku menghabiskan tawa ceria dalam setiap cerita perjalanan bersamamu.
Biarlah. Kita tetap jauh untuk saat ini, karena aku percaa tak lama lagi Tuhan akan memberi kedekatan pada kita. Jauh bukan berarti hilang, jauh bukan berarti terhapus, jauh bukan berarti tiada. Namun, jauh ini adalah penjagaan bagi kita, agar tak salah melangkah karena rasa yang ada. Jauh adalah jarak yang kita buat agar Tuhan tidak murka dengan apa yang kita buat, jika kita dekat namun diwaktu yang tidak tepat. Kita akan tetap berdiri pada jarak yang ada, di batas masing-masing agar tetap bisa saling menjaga diri, kehormatan, dan prinsip yang sudah sejak lama tertanam dalam dada.
Biarlah. Entah disatukan atau tidak kita nantinya, entah didekatkan atau malah semakin dijauhkan jarak antara kita, aku tak peduli. Itu keputusan-Nya. Sebagai hambaNya, kita hanya bisa melayangkan doa dan semaksimal mungkin berusaha melaluii jalan yang diridhoi-Nya.
Biarlah…
Karena pada akhirnya, ketetapanNya adalah yang terbaik. Apapun ketetapanNya, aku dan kamu pasti akan terus melangkah, berjalan ke depan, melanjutkan hidup, dan menerima apa yang telah Ia tetapkan.
Bandung, 18 Jan 2016 (00:45 WIB)
@Luthfi_ariff @dzunalfatih
Silakan dishare, Semoga bermanfaat.. :)