Futur dalam amalan.
Setiap orang pasti atau bhkan sering merasakan hal ini. Kenpa ini terjadi ?
Biasanya ini terjadi karena adanya kegagalan membagi waktu dalam siklus dan frekuensi yg berurut dan lumayan sering terjadi. Selain itu juga faktor lain seperti kesibukan tugas dari masing-masing orang sesuai bidang kerjanya, kerap tak luput untuk disalahkan, termasuk lingkungan sekitarpun nampaknya bisa menjadi sebab, hal ini terjadi.
Lalu, gimana sih biar futur amalan ini, bisa dikendalikan ? hingga ia tak bisa datang sesering mungkin.
Ada beberpa hal yang bisa membantu agar senantiasa terhindar dari kefuturan ini. Diantaranya adalah :
1. Lingkungan
Mindset/pola pikir, sifat, dan kpribadian bisa dibentuk oleh lingkungan. Futur ini erat kaitannya dengan hati. Maka salah satu obat hati ini adalah dengan selalu berusaha untuk mencari lingkungan yang baik. Kenapa lingkungan yang baik ?. karena ia bisa menjadi motivasi, sekaligus reminder bagi kita agar kita bisa terus istiqomah dalam ketaatan.
Cakupan lingkungan yang baik ini, meliputi dimana kita bergaul, dan dengan siapa kita bergaul.
2. Waktu
Manajemen waktu, ini tentunya sangat penting. Keistiqomahan dibentuk karena adanya rutinitas yang berkelanjutan. Kenapa sebuah kegiatan bisa menjadi sebuah rutinitas ? Karena dilakukan setiap hari. Dan kenapa bisa setiap hari dilakukan ? Bisa dilakukan setiap hari, berarti ada satu waktu yang selalu disisihkan untuk melakukannya.
Maka, kenapa tidak kita coba hal ini untuk dierapkan, dalam konsep amalan harian kita ?.
Dalam hal amalan harian jangan hanya berbicara target/capaian saja. Tapi harus berbicara juga terkait kualitas capaiannya, termasuk dalam hal waktunya. Apkah amalan itu tercapai dengan kondisi waktu yg termanage atau tidak ?
Kenapa harus dengan waktu yg termanage ? Karena jika tidak ada manajemen waktu. Mungkin saja hari ini amalan kita bisa sesuai target, tapi belum tentu esok bisa sesuai target pula.
3. Adanya sosok yg bisa mmberi motivasi
Ini pun penting, sosok ini nantinya punya peran sebagai reminder, pemberi nasihat, tempat mencurahkan onak dan duri yg tumbuh dalam hati, sebagai pengayom, dan penyuntik motivasi ?
Lalu siapakah sosok ini ?
Yangg pasti ia harus seseorang yg kita percayai, bisa jadi ia seorang mentor, murabbi, ustadz, teman sebaya, ayah, ibu, kakak tingkat disekolah/kampus, atau yg lainnya.
Dan tiga poin itu harus diiringi oleh niat yang ikhlas. Tidakk akan pernah terwujud keistiqomahan, tanpa adanya niat yg kuat dan ikhlas. Namun nyatanya niat ini bisa jadi sering berubah-ubah jika tak diiringi do'a kepada sang khalik.
Kenapa do'a ? Karena hakikatnya do'a adalah sebuah kebutuhan. Dan juga tak pernah ada istilah futur dalam berdoa. Ketika kondisi apapun termasuk dalam kondisi futur amalan, nyatanya manusia selalu berdo'a, walau bentuknya hanya sebuah getaran kecil dalam hati saja.
Wallahu'alam bis shawwab.
@luthfi_ariff
17-06-2016 23.15 WIB
©mudainspirasi 2016
Silakan dishare, Semoga bermanfaat.. :)