-->

Sinergisitas antara syiar dan kaderisasi

Sinergisitas antara syiar dan kaderisasi

Oleh : Hadar RSM (Staff Dept. PSDM Assalam 2015)

Setiap lembaga dakwah kampus pasti memiliki visi, misi, arah dan tujuan yang jelas. Adanya ke empat elemen tersebut sangat penting, karena dengannya mampu menjadi landasan bagi LDK, kemana ia harus melangkah. Biasanya arah dan tujuan dari dakwah kampus untuk periode tertentu sudah tercantum dalam GRAND DESIGN lembaga dakwah kampus. Grand design ini sifatnya mengikat, namun fleksibel, tidak kaku atau mengikuti perubahan kondisi dan kultur masyarakat kampus. Adanya GD (Grand Design) ini selain sebagai landasan dalam melaksanakan program-program dakwah untuk beberapa tahun kedepan, berfungsi juga sebagai pedoman bagi aktivis dakwah kampus, agar mereka tidak merasa kebingungan dengan tujuan dari dakwah kampus pada periode dimana mereka memegang kendali penuh terhadap keberjalanan dakwah kampus.

Berbicara tentang dakwah kampus, maka pembicaraannya tidak akan pernah terlepas dari satu pembahasan klasik, yakni mengenai Syiar dan Kaderisasi. Dua bidang garapan dakwah ini merupakan dua bidang yang paling penting dalam konteks perkembangan dakwah, termasuk dakwah kampus didalamnya. Kedua bidang ini harus saling berikatan, bersatu padu, tidak boleh bergerak terpisah atau bahkan melakukan pergerakan masing-masing.

Dua bidang yang saling berikatan ini, tentunya memiliki peran masing-masing. Peran dari bidang kaderisasi adalah mencetak banyak kader yang memiliki pemahaman yang baik tentang islam, memiliki loyalitas yang baik dan siap berkontribusi bagi kemajuan Dakwah kampus. Secara ruang lingkup kerjanya bidang kaderisasi ini terdiri dari dua bagian, yakni kaderisasi internal LDK (untuk tim inti dakwah kampus/pengurus LDK). Kaderisasi internal ini secara umum memiliki karakteristik, membentuk kader agar memiliki kepribadian yang baik, mengikuti indikator muwasofat tarbiyyah, seperti aqidah yang bersih, akhlak yang baik, ibadah yang benar, dan poin lainnya. Yang kedua adalah kaderisasi yang ruang lingkupnya lebih umum, yakni kaderisasi massa kampus yang proyeksi kedepannya adalah untuk membentuk basis simpatisan (mahasiswa yang mendukung dan atau berpartisipasi) di dakwah kampus.

Dalam kinerjanya, bidang kaderisasi ini fokus pada pembinaan, namun pada proses awal pembinaan/tarbiyyah ini memerlukan bantuan atau peran dari bidang syiar. Bidang syiar berperan pada proses ta`rif (pengenalan tentang Islam) kepada objek dakwah kampus (baca : civitas akademika).

Sampaikan nilai-nilai Islam yang mungkin tidak semua mahasiswa mengetahuinya, ubahlah mindset sempit mereka, rasa salah kaprah atau kabur mereka tentang Islam, buat mereka tertarik dan memutuskan untuk mempelajari lebih tentang Islam, kabarkan isu-isu hangat yang menimpa saudara muslim di belahan dunia lain, itulah beberapa perspektif kerja bidang syiar disebuah organisasi dakwah.

Jika ditarik benang merahnya, ruang lingkup atau ranah kerja dari syiar adalah melakukan pencerdaskan kepada objek dakwah tentang kemuliaan islam. Penyampaian dan pencerdasan tentang islam ini tidak hanya bersifat wajib disampaikan kepada seluruh kader internal dakwah kampus saja, namun lebih dari itu, hal ini sangat wajib untuk disampaikan ke masyarakat kampus sebagai objek dakwah. Maka dari itu, metode syiar yang diterapkan, hendaknya mampu menyentuh semua kalangan di civitas akademika, baik mahasiswa, dosen, pegawai dan seluruh elemen lainnya yang ada di tempat LDK itu bernaung. Syiar inilah yang menjadi starting point dalam proses tarbiyah, karena syiar merupakan media untuk mengajak objek dakwah agar bisa lebih tertarik untuk memahami dan mempelajari islam. Sehingga secara tidak langsung, tujuan syiar itu sendiri sebenarnya adalah kaderisasi, kaderisasi umat lebih tepatnya. Kaderisasi umat disini berarti bagaimana agar nantinya syiar mampu membuat banyak objek dakwah, lebih simpati terhadap islam.

Ketika syiar dalam dakwah kampus sudah mampu mengajak objek dakwah memiliki simpati terhadap islam, lalu hal apa yang harus dilakukan selanjutnya ? Apakah dakwah kampus berhenti sampai disana saja?, Tentu saja tidak. Maka proses selanjutnya adalah kaderisasi. Kaderisasi melalui proses pembinaanlah langkah selanjutnya yang harus ditempuh dan dilakukan agar akhirnya objek dakwah kampus tadi, mampu menjadi simpatisan atau bahkan menjadi tokoh dalam pergerakan dakwah, baik ketika masih di kampus ataupun setelah lulus dari kampus. Dalam kata lain, inti dari kaderisasi disini adalah bagaimana pembinaan dakwah kampus ini mampu membentuk kepribadian dari objek dakwah agar berafiliasi terhadap islam, sehingga nantinya objek dakwah ini bertransformasi menjadi subjek dakwah.

Lalu yang menjadi permasalahan sekaligus pertanyaan saat ini adalah, adakah kader yang siap mengemban amanah tersebut, amanah untuk berada dalam bidang garapan dakwah syiar dan kaderisasi?. Terkadang pengkaryaan untuk melakukan syiar lebih diutamakan dibandingkan dengan pembinaan. Syiar tidak diiringi dengan proses kaderisasi yang baik. Dan yang menjadi fenomena yang keberadaannya cukup Ironis, juga mengkhawatirkan adalah ketika banyak agenda syiar yang justru pada pelaksanaanya begitu mengeyampingkan pembinaan.

Memang benar kemenangan dakwah kampus (baca : tercipta nuansa islami dikampus -yang walaupun kemenangan DK bukan diimplementasikan sebagai hal itu-) bisa diraih atau diwujudkan hanya dengan agenda syiar saja tanpa diimbangi dengan pembinaan. Hanya saja hal itu tidak akan bertahan lama. Karena tidak akan ada generasi penerus yang akan mempertahankan kemenangan tersebut. Bagaikan menanam padi tapi tidak diberi pupuk, apa hasil yang didapat? Permasalahan pun timbul. syiar atau kaderisasi ? lagi-lagi sinergitas keduanya menjadi hal yang menarik perhatian.

Selain itu, permasalahan yang sering terjadi adalah pengkaryaan kader dakwah yang tidak sesuai dengan kapasitas diri kader, dan yang lagi-lagi tidak diiringi dengab proses pembinaan yang baik, sehingga kader tersebut merasa overload akan amanah yang diberikan, akan amanah yang ia pundak, sehingga pada akhirnya dia bergerak tanpa tahu arah dan tujuan, "kenapa aku harus melakukan hal ini?".

Sehingga, jika coba diambil poin intinya, permasalahan terbesar dalam dakwah kampus adalah tidak ada atau sangat minimnya kader yang bisa memposisikan dirinya dengan adil di dua bidang garapan dakwah kampus, syiar dan kaderisasi.
Lalu kenapa banyak kader yang tidak bisa sinergis antara pembinaan/kaderisasi dengan syiar?. Jika kita coba tarik lagi ke pembahasan awal yakni tentang tujuan syiar dan kaderisasi, maka bisa disimpulkan tujuan, baik dari syiar ataupun kaderisasi adalah sama, yakni kaderisasi umat. Sehingga tujuan dari dakwah, khususnya dakwah kampus adalah kaderisasi umat. Maka dari itu untuk menjawab pertanyaan diatas cukup simpel yakni karena lemahnya pemahaman kader akan urgensi, tujuan dan Muara dari dakwah kampus.

Fakta yang berkembang saat ini, kebanyakan aktivis dakwah kampus hanya menjalankan program dakwah tanpa mengetahui esensi dari progran dakwah tersebut. Tim syiar hanya terus-terusan syiar tanpa tahu tujuan dari syiar yang sebenarnya. Dalam bidang kaderisasi standard dan alur kaderisasi yang sudah disusun tidak bisa dijalankan seperti yang seharusnya. Selain itu juga melemahnya semangat untuk mentarbiyah diri di kalangan kader menjadi masalah yang tak kunjung dapat diobati. Tim pembinaan/kaderisasi pun hanya melakukan proses pembinaan tanpa mengetahui kenapa harus ada pembinaan.

Masalah lain yang muncul adalah, banyak kader yang merasa dirinya "bisa". Mereka merasa sudah tahu segalanya, termasuk tentang semua yang berhubungan dengan dakwah kampus, Padahal nyatanya mereka tidak tahu. Mereka bahkan merasa sudah menjadi aktivis dakwah kampus yang purna. Hingga ketika ada agenda pembinaan yang didalamnya membahas materi-materi dasar tarbiyah, mereka mengabaikannya dengan alasan sudah tahu dan sudah pernah mendapatkan materi itu lebih dulu. Padahal pembinaan bukan berbicara tentang keilmuwan saja, namun pembinaan lebih berbicara tentang akhlak yang mencakup komitmen, kejujuran, saling menghargai, saling menasihati, dan yang lainnya. Bukankah semakin sering diulang, itu akan semakin bagus?. Inilah metode yang Al-Quran pakai bukan? Pengulangan? bahkan pengulangan menjadi hal yang sangat penting dan menentukan dalam proses menuju kebiasaan dan keistiqomahan.

Permasalahan klasik yang ada di dakwah kampus (baca : permasalahan sinergisitas syiar dan kaderisasi) rasanya sudah dianggap bukan suatu masalah yang besar lagi bagi dakwah kampus oleh kader. Lemahnya pemahaman, menganggap agenda kaderisasi bukan agenda yang penting, kurangnya kemauan untuk terus meningkatan kapasitas diri, seakan-akan sudah menjadi sifat yang membumi dalam diri kader. Padahal suatu hari nanti hal itu bisa menyebabkan kemunduran, kebobrokan atau bahkan kehancuran dakwah kampus. Ketika SDM (baca : aktivis dakwah kampus) nya tidak siap menanggung amanah yang ada, maka akan berpengaruh terhadap sistem yang ada. Karena jelas, sebuah sistem akan dijalankan oleh subjek dakwah yakni aktivis dakwah kampus. Ketika system sudah tidak terarah, maka dampak terakhirnya adalah terciptanya lingkungan dakwah yang tidak kondusif. Maka tidak salah ada ungkapan “runtuhnya dakwah di tangan Da’i”. Satu hal yang harus kita pahami, Bukan musuh diluar sana saja yang berbahaya, tapi musuh internal dalam diri kader pun bisa menjadi ancaman besar bagi keberjalanan dakwah di wilayah Kampus.

Untuk mengatasi problematika klasikal dakwah kampus ini, maka harmonisasi dalam dakwah kampus harus segera diupayakan, harmonisasi antara syiar dan kaderisasi harus segera diinisiasikan. Agar kader menjadi tahu kemana dirinya harus melangkah dan dan bagaimana seharusnya dirinya bergerak!

Salam, kampus madani!

Wallahu ‘Alam Bishowab

Editor : Lutfhi Arif Fadillah (ASSALAM 2013)

Silakan dishare, Semoga bermanfaat.. :)

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Disqus Comments
© Copyright 2017 Dzun Al-Fatih | Muda Menginspirasi ! - All Rights Reserved - Created By BLAGIOKE & Kaizen Template - Support KaizenThemes