-->

Waktu Sangat Berharga Dibanding Menonton Bola ....


Seharusnya seorang muslim bersemangat untuk memanfaatkan waktunya dalam kebaikan. Hendaklah ia menyibukkan waktunya untuk banyak mengingat Allah, terus melakukan ketaatan kepada-Nya, dan mencari ilmu agama yang bermanfaat untuknya.
Ingatlah nasehat Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seseorang,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ  ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفِرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: waktu mudamu sebelum masa tuamu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum waktu fakirmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrok, 4/341, dari Ibnu ‘Abbas. Hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)

Ingatlah pula bahwa setiap orang akan ditanya mengenai kebaikan dan kejelekan yang ia lakukan dan semuanya akan diperhitungkan (dihisab). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ

“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5) mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi no. 2417, dari Abi Barzah Al Aslami. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Syaikhuna –Syaikh Sholeh bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan-, ulama senior dan anggota Komisi Fatwa Saudi Arabia ditanya,

“Apa hukum menonton pertandingan sepakbola dan selainnya?”

Jawaban Syaikh hafizhohullah,

Ketahuilah bahwa waktu manusia amatlah berharga. Janganlah sampai waktu tersebut disia-siakan hanya dengan menonton pertandingan bola. Karena aktivitas semacam itu sungguh melalaikan dari mengingat Allah. Awalnya hanya menonton, namun kadang sampai menyeret seseorang untuk melakukannya keesokan harinya sehingga waktunya terbuang sia-sia. Menonton semacam itu sungguh membuat kita lalai dari amalan yang lebih bermanfaat. Jadinya kita seringnya melakukan hal yang tidak berfaedah.

[As-ilah Al Manahij Al Jadiidah, Syaikh Dr. Sholeh bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan, hal. 132]

Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Al Fawaid berkata,

اِضَاعَةُ الوَقْتِ اَشَدُّ مِنَ الموْتِ لِاَنَّ اِضَاعَةَ الوَقْتِ تَقْطَعُكَ عَنِ اللهِ وَالدَّارِ الآخِرَةِ وَالموْتِ يَقْطَعُكَ عَنِ الدُّنْيَا وَاَهْلِهَا

“Menyia-nyiakan waktu itu lebih parah dari kematian. Karena menyia-nyiakan waktu memutuskanmu dari (mengingat) Allah dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanya memutuskanmu dari dunia dan penghuninya.”

Semoga Allah memudahkan kita untuk memanfaatkan setiap nafas dan waktu kita dalam hal yang bermanfaat dalam urusan dunia dan akhirat kita. Moga Allah menjauhkan kita dari sifat sering menyia-nyiakan waktu dan umur kita.

Wallahu waliyyut taufiq.

Silakan dishare, Semoga bermanfaat.. :)

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Disqus Comments
© Copyright 2017 Dzun Al-Fatih | Muda Menginspirasi ! - All Rights Reserved - Created By BLAGIOKE & Kaizen Template - Support KaizenThemes