-->

Mengapa Aku Tak Bahagia?


Matahari diciptakan untuk Anda, maka mandilah dengan sinarnya. Angin diciptakan untuk Anda, maka nikmatilah udaranya. Sungai sungai diciptakan untuk Anda, maka nikmatilah airnya. Buah buahan diciptakan untuk Anda, maka rasakan kenikmatannya. Dan, Bersyukurlah kepada Dzat yang Maha Mulia yang telah memberikan semua itu ..”
-Dr. Aidh Al-Qarni dalam Laa Tahzan-

Banyak pujangga dan penyair melukiskan kata kata bahagia, tapi lagi, terjatuh dan hampa. Kemana bahagia? Mengapa Aku tak bahagia? Pernahkah kalian merasakan hal seperti itu? Rasanya setiap hal yang dilakukan tak berarti apa apa, seperti air hujan yang turun dan berlalu menjadi genangan di ujung selokan, tak ada jalan yang menghubungkannya ke sungai apalagi ke lautan.


Bahagia. Ada orang yang bahagia karena dapat makan nasi meski hanya sekali sehari, ada lagi yang bahagia dan bangga karena dapat merasakan lezatnya sepotong pizza, bahagia karena dapat masuk universitas ternama, bahagia karena dapat bertemu bintang idola, bahagia karena dibelikan mobil mewah sampai orang berkata “wah”, bahagia karena blablabla. Banyak hal yang dapat membuat kita bahagia yang tentunya berbeda beda. Begitulah, manusia dilahirkan dengan rasa penasaran dan upaya untuk selalu memenuhi kebutuhannya sampai ia merasa puas dan bahagia lalu setelahnya menginginkan yang lebih dari kebutuhan yang dulu.

Bahagia. Betapa mudah tapi juga sulitnya ia diperoleh? Tergantung dari sudut mana kita memandang kata “Bahagia”. Bahagia akan terasa mudah tercapai tatkala kita bisa mensyukuri, menikmati, bahkan berbagi apa saja yang telah kita peroleh sebagai anugerah dari Tuhan. Bahkan,hanya dengan seulas senyuman. Namun, bahagia akan terasa sulit jika hati kita terus dipenuhi rasa ketidakpuasan. Memang, manusia sudah fitrahnya ingin terus memenuhi kebutuhan hidup, ingin terus mencapai apa yang diinginkan hingga terbit kata “aku puas” dari bibirnya. Setelahnya, Ia ingin mencari kepuasan yang lebih untuk mencapai puncak bahagia yang lain, terus siklus itu berlangsung hingga dirinya mati. Namun, apa tidak lelah hidup terus menerus seperti itu? Disamping melelahkan, hidup jika hanya digunakan untuk mencari kepuasan maka tidak akan menemukan titik akhir, malah tau tau waktu yang mengakhiri perjalanan kita dalam mencapai kata puas.

Bahagia itu hal yang sederhana, kita semua bisa mencapainya dengan mudah jika :
1)      Banyak bersyukur, bukan hal yang asing bukan mendengar kata syukur? Dengan banyak bersyukur, kita dapat terhindar dari segala macam penyakit, mulai dari penyakit hati seperti dengki, penyakit psikis seperti klepto, bahkan penyakit medis lainnya seperti hipertensi dan stroke. Lha kok bisa? Ya iya, toh awal penyakit penyakit itu kan dari ketidakbersyukuran yang terus mengendap hingga mengerak di hati dan akhirnya menjalar kemana mana. Dan ingatlah kawan,
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya azab Ku sangat pedih” (Q.S. Ibrahim : 7) .

2)      Turunkan ego, ego yang terlalu tinggi membuat kita merasa marah jika didahului orang lain, jika direndahkan orang lain, atau jika orang lain lebih tinggi dan lebih lebih lainnya dari pada kita. Legowo saja legowo, jangan mudah terpancing hanya dengan bunga api kecil, cukup tiup atau percikan air,biarkan ia mati sendiri.

3)      Sabar, banyak firman Allah yang menyuruh kita untuk bersabar. Namun, seberapa sering dan seberapa lama kita sanggup bersabar? “Gue sabar juga ada batasnya kali..” ya kali sabar ada batasnya mah, bukan sabar namanya wkwk. Pernah bicara seperti itu? Coba renungin deh ayat dibawah..

“ Hai orang orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah : 153)

4)      Dekati Allah, ini nih yang sering kita lupa. Kita mau bahagia, kita mau lepas dari sedih dan sengsara tapi lupa sama pemilik bahagia itu sendiri. Ketika hati mulai futur, masalah datang bertubi tubi, bahkan seringkali kita dibuatnya menangis. Kembalilah, bangkit, berwudhu, lalu sholat. Adukan semua masalah kita pada Allah, berdoa padaNya, karena ...

“Berdoalah kepadaKu maka akan Aku perkenankan bagimu” (QS. Al-Mu’min :60)

“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba hambaNya” (QS. As-Syura : 19)

Dan ditegaskan lagi dalam QS. Ali-Imran : 173,
“Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik baiknya pelindung.”

5)      Dekati Taman Surga, lha kok? Gua masih idup bro! Ya, lo hidup, apasih -_- #abaikan. Taman surga yang dimaksud ini bukan taman surga yang kalian bayangin tentunya, tetapi dalam hadist disebutkan,
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya,”Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab,”Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir.”
So, dekati teman teman yang sholeh/sholiha dijamin hati kita tentram dan hidup kita semakin terarah karena ada teman/sahabat yang selalu mengingatkan kita kepada kebaikan.

“Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran” (QS. Al-Ashr : 3)
Well, intinya buat bahagia itu ga rumit kok. Yang simpel simpel ajalah, mau bahagia, ya banyak bersyukur. Mau bahagia, ya turunkan ego. Mau bahagia,ya sabar. Mau Bahagia, ya dekati Allah . Mau bahagia,dekati taman surga. Sesudah itu, insyaAllah deh adem, hati kerasa ringan, tenang, dan tentram. Dan itulah bahagia yang hakiki, bahagia yang mahal, bahagia yang bahkan ga bisa dibeli dengan pengobatan rutin ke dokter atau psikiater. Bahagia yang gak bisa didapat hanya dari canda tawa melenakan, bahagia yang masa expired nya lamaaa dan ga berjangka. Sebagai penutup, Semoga kita semua selalu dalam keadaan bahagia apapun keadaannya ^_^ (YD)

Daftar Pustaka

Al-Qarni, Aidh. 2003. Laa Tahzan hal 552. Penerbit : Qisthi Press. 

Silakan dishare, Semoga bermanfaat.. :)

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Disqus Comments
© Copyright 2017 Dzun Al-Fatih | Muda Menginspirasi ! - All Rights Reserved - Created By BLAGIOKE & Kaizen Template - Support KaizenThemes