Ghazwul fikri atau perang pemikiran merupakan pergulatan diantara sekian banyak pemikiran ideologi, teori, konsepsi dan sebagainya dimana Islam menjadi salah satu kekuatan didalamnya yang ikut bergulat.
Apabila kita lihat dari segi bahasa ghazwul fikri i terdiri atas dua kata. Pertama, Ghozwah yang berarti peperangan dan Fikri berasal dari kata Fikr yang berarti pemikiran. Lantas kenapa perang pemikiran ini muncul dan bahkan eksistensinya mampu melebihi perang fisik ? Karena memang didalam Al-Quran dalam surah Al-Baqarah : 120, Allah Swt menyatakan bahwa baik kaum Yahudi ataupun Nasrani menginginkan kaum selain mereka mengikuti millah mereka. Millah disini artinya bukan agama namun memiliki pengertian mengikuti cara berpikir. Sehingga tak heran untuk melumpuhkan lawannya metode yang paling ampuh adalah Ghazwul fikri .
Namun, tidaklah benar jika dikatakan hanya islam yang memperoleh serangan dari ghazwul fikri ini. Semua agama yang ada didunia ini keseluruhannya mengalami ghazwul fikri ini. Akan tetapi sejarah mencatatkan hanyalah islam satu-satunya nagama yang mampu bertahan dari brutalnya serangan ghazwul fikri .
Jika berbicara Ghazwul fikri yang terjadi pada agama Kristen. Seorang teolog bernama John Hick mengatakan bahwa dalam doktrin Kristen dikatakan bahwa “Yesus akan kembali turun ke bumi dan menyelamatkan umat manusia jika seluruh manusia menjadi Kristen”. Sehingga tak heran jika dikenal istilah “Kristenisasi”. Namun pada faktanya doktrin tersebut luruh dan hilang saat dokrin lain diluar Kristen lebih cepat berkembang dan menyebarkan paham-pahamnya. Sehingga, sampailah pada kesimpulan bahwa tanpa melakukan kristenisasi pun semua orang sebenarnya mencari jalan menuju kristus. Inilah Ghazwul fikri yang menyerang agama Kristen. Doktrin mereka hancur dan pola pikir mereka terhadap doktrin agamanya begitu mudah berubah seiring dengan perkembangan zaman.
Hal utama yang menjadikan Islam tetap kokoh saat badai perang pemikiran ini melanda adalah bahwa agama islam diikat oleh ilmu yang semuanya tertera dalam Al-Quran dan Sunnah, sedangkan agama diluar Islam diikat oleh hawa nafsu semata.
Kemudian kenapa pemikiran yang diserang? Karena Nafas dari sebuah perbuatan/amal adalah pemikiran yang ada dibaliknya, serta hasil dari amal seseorang adalah dilihat dari niatnya, tentunya niat yang direfleksikan dalam sebuah perbuatan. Maka jelas, ketika pemikiran ini dirusak oleh perang pemikiran/Ghazwul fikri maka setiap niat yang melandasi segala sesuatu yang dilakukan oleh umat islam akan rusak pula yang pada akhirnya ketika niatnya rusak maka setap perbuatan yang dilakukan pun akan rusak, dan lambat laun kerusakan ini akan menghancukan umat islam itu sendiri.
Ghazwul fikri pula adalah siasat yang ditempuh oleh iblis. Iblis adalah pengikut hawa nafsu. Iblis menyadari akan kemuliaan manusia, sebagai ciptaan Allah yang sempurna. Namun mereka enggan mengikuti perintah Allah Swt untuk sujud kepada manusia. Hakikatnya iblis menyadari bahwa dirinya salah namun tetap tidak beriman, Maka atas hal itulah Allah murka terhadap iblis. Hingga pada akhirnya iblis menyimpan dendam kepada umat manusia. Dengan dalih menyesatkan manusia, iblis hendak merusak cara berpikir dari sesuatu yang baik menjadi buruk begitu pula sebaliknya serta mengubah esensi ketaatan dibuat seolah terlihat berat. Inilah yang disebut Ghazwul fikri .
Ada beberapa hal yang membedakan antara perang fisik dan perang pemikiran, diantaranya :
1. Pada perang fisik yang digunakan adalah fisik/raga sedangkan perang pemikiran menggunakan akal dan produk (berupa buku, film, fashion dll).
2. Perang fisik ditujukan untuk penguasaan fisik/sesuatu yang terlihat sedangkan perang pemikiran ditujukan untuk penguasaan pemikiran.
3. Korban dari perang fisik terluka secara fisik sedangkan korban perang pemikiran tidak merasa sedang diserang bahkan merasa bangga terhadap apa yang ia yakini.
4. Perang fisik bisa dimenangkan dengan pertempuran menggunakan senjata sedangkan perang pemikiran bisa dimenangkan menggunakan ilmu.
5. Jika kalah dalam perang fisik maka bisa dikategorikan dalam golongan syuhada sedangkan dalam perang pemikiran akan menjadi pecundang, pengecut, budak, boneka dan tidak mengerti moral.
Ghazwul fikri adalah realita yang mau tidak mau harus dihadapi umat islam saat ini. Efek dan kerusakan akibat perang pemikiran tentu lebih bahaya dari perang fisik. Oleh karenanya dalam menghadapi pertempuran ini umat islam hendaklah mempersiapkan dirinya dengan ilmu agama yang kuat, kemudian tazkiyatun nafs. Jika jiwanya tidak dibenahi janganlah berharap hidupnya akan terbenahi.
oleh : Lutfhi Arif Fadillah 28/03/2017 23.10 WIB (KaBid. Kominfo PD. Hima Persis Kota Bandung)
@luthfi_ariff
Silakan dishare, Semoga bermanfaat.. :)