Allah swt. memerintahkan kepada
hamba-hamba Nya agar berdoa serta merendah diri kepada Nya. Ia
menjanjikan akan mengabulkan segala permohonanya dan supaya mereka
bersungguh-sunggug dalam memohon kepada Nya. Disamping itu berdo’a harus
langsung kepada Allah karena doa merupakan ibadah
Dalam kaifiyat atau tatacara berdoa,
terutama setelah selesai dari berdoa, sebagian kaum muslimin suka
mengusapkan kedua tanganya kepada wajahnya. Maka dalam hal ini, kami
merasa perlu untuk mengkaji hadis-hadisnya. Apakah betul mengusap wajah
setelah berdoa itu merupakan syariat atau bukan?
Hadis-hadis yang bersangkaitan dengan masalah itu kami temukan dalam beberapa periwayatan:
Pertama dari Ibnu Abas
حدثنا أبو كريب ومحمد بن الصباح قالا ثنا عائذ بن حبيب عن صالح بن حسان الأنصاري
عن محمد بن كعب القرظي عن بن عباس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
إذا دعوت الله فادع بباطن كفيك ولا تدع بظهورهما فإذا فرغت فامسح بهما
وجهك. رواه ابن ماجة، الكناني، عبد الرحمن بن علي بن الجوزي
Abu Kuraib dan Muhamad as Shabah
menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan,’Aidz bin Habib
menceritakan kepada kami, dari Shalih bin Hasaan al Anshari dari Muhamad
bin Ka’ab al Quradhi dari Ibnu Abas, ia mengatakan,’Rasulullah saw.
bersabda,’Apabila kamu berdoa kepada Allah, berdoalah dengan membuka
kedua telapak tanganmu dan janganlah berdoa dengan menutupkan kedua
telapak tanganmu. Apabila kamu telah selesai usapkanlah kedua telapak
tanganmu itu kepada wajahmu”. H.r. Ibnu Majah, II : 440, Abdurrahman bin
Ali bin al Jauzi, al ‘ilalul Mutanahiyah, CD II : 48, Ahmad bin Abu Bakar bin Ismail al Kanani, Misbahuz Zujajah CD I : 141, Ahmad bin Ali al Maqrizi, Mukhtashar Kitabul Witri CD I : 151.
Dalam riwayat Al Hakim, al Mustadrak, I : 719, Al Baihaqi, as Sunanul Kubra, II : 212, dan At Thabrani, al Mu’jamul Kabir, X : 319, Abu Daud, I: 335 dengan redaksi:
عن عبد الله بن عباس أن رسول الله صلى الله
عليه وسلم قال سلوا الله عز وجل ببطون أكفكم ولا تسألوه بظهورها فإذا فرغتم
فامسحوا بها وجوهكم.
Dari Abdullah bin Abas, sesungguhnya
Rasulullah saw. bersabda,’Mohonlah kamu sekalian (berdoalah) kepada
Allah yang Mahagagah dan Mahamulia dengan membuka telapak tangan kamu
dan janganlah kamu memohon dengan menutupkanya. Apabila kamu telah
selesai usapkanlah telapak tanganmu itu kepada wajah-wajah kamu”.
Kedua redaksi hadis di atas tidak sahih.
Seluruh jalur periwayatannya melalui seorang rawi bernama Shalih bin
Hassaan. Dalam riwayat Al Hakim tertulis Shalih bin Hayyan bukan Shalih
bin Hassaan. Menurut hemat kami bahwa dalam periwayatan Al Hakim telah
terjadi pentashkhifan (kesalahan dalam penulisan nama).
Ia adalah Shalih bin Hassaan an Nadlri
Abu al Harits al Madani yang bertempat tinggal di Bashrah. Ada juga yang
menyebutnya ia adalah Shalih bin Hassan al Anshari. Wafat pada tahun
170 H.
Abbas Ad Duari mengatakan dari Yahya bin Ma’in,’Laisa bis Syaiin (hadis-hadis yang ia miliki atau ia riwayatkan hanya sedikit)”.
Ibnu al Ghulabi menyatakan dari Yahya,’Ia
rawi yang tidak tsiqat (terpercaya)”. Mu’awiyah bin Shalih mengatakan
dari Yahya bin Ma’in,’Hadisnya daif”. Abu Hatim dan Al Bukhari
menyatakan,’Munkarul Hadis (tidak halal meriwayatkan hadis darinya)”. An Nasai menyatakan,’Matrukul Hadis” (hadisnya ditolak) dan Ibnu Hajar mengatakan dalam kitabnya at Taqrib,’Matruk” Tahdzibul Kamal, XIII : 28-31.
Kedua. Hadis dari As Saaib bin Yazid dari ayahnya
حدثنا قتيبة بن سعيد ثنا بن لهيعة عن حفص بن
هاشم بن عتبة بن أبي وقاص عن السائب بن يزيد عن أبيه أن النبي صلى الله
عليه وسلم كان إذا دعا فرفع يديه مسح وجهه بيديه.رواه ابو داود، أحمد،
الطبراني.
Qutaibah bin Said menceritakan kepada
kami, (ia berkata),’Ibnu Lahi’ah menceritakan kepada kami dari Hafsh bin
Hasyim bin ‘Utbah bin Abu Waqash dari As Saib bin Yazid dari
ayahnya,’Sesungguhnya Nabi saw. apabila beliau berdoa, beliau mengangkat
kedua tanganya lalu mengusap wajahnya dengan kedua tanganya”.
Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Daud, I: 335, Ahmad, Musnad al Imam Ahmad bin Hanbal, XXIX : 462, At Thabrani, al Mu’jamul Kabir, VII : 141 dan XXII : 241.
Hadis ini juga daif. Pada sanadnya terdapat dua orang rawi bernama Hafsh bin Hasyim dan Ibnu Lahi’ah yang dinyatakan daif:
- Hafs bin Hasyim bin ‘Utbah bin Abu Waqash Al-Qurasyi Az-Zuhri. Ia saudaranya Hasyim bin Hasyim
Abu Daud telah meriwayatkan darinya hanya satu hadis ini saja. Ia seorang rawi yang tidak dikenal. Tahdzibul Kamal, VII : 77.
Ibnu Hajar mengatakan dalam kitabnya
Tahdzibut Tahdzib II : 420-421,’Tidak ada seorang pun yang mencantumkan
atau menerangkan sedikit pun tentang ia dalam kitab-kitab Tarikh, dan
tidak ada seorang pun yang menerangkan bahwa Ibnu ‘Utbah (Hasyim bin
‘Utbah) mempunyai seorang anak bernama Hafsh.
- Ibnu Lahiah
Ia adalah Abdullah bin Lahi’ah, dinamai
juga Ibnu Uqbah Abu Abdurrahman al Hadrami. Ia salah seorang rawi yang
sudah termashur kedaifannya dikalangan para ulama. Untuk lebih jelasnya
silahkan simak keterangan yang diberikan oleh Al Mizi dalam kitabnya
Tahdzibul Kamal, XV: 487-502. Dam kami sudah terangkan pada al Qudwah
edisi ke 7, rubrik hadis daif dalam tema Jum’at Bagi Yang Safar.
ketiga dari Umar bin Khathab
حدثنا أبو موسى محمد بن المثنى وإبراهيم بن يعقوب وغير واحد قالوا حدثنا حماد بن عيسى الجهني
عن حنظلة بن أبي سفيان الجمحي عن سالم بن عبد الله عن أبيه عن عمر بن
الخطاب رضي الله عنه قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا رفع يديه في
الدعاء لم يحطهما حتى يمسح بهما وجهه. الترمذي 5: 463.
Abu Musa Muhamad bin al Mutsana dan
Ibrahim bin Ya’qub serta bukan hanya satu orang yang telah menceritakan
kepada kami, mereka mengatakan,’Hamad bin Isa al Juhani menceritakan
kepada kami, dari Handhalah bin Abu Sufyan al Jumahi, dari Salim bin
Abdullah dari ayahnya dari Umar bin Khathab, ia berkata,’Rasulullah saw.
dalam berdoa mengangkat kedua tanganya, beliau tidak meletakan kedua
tanganya sehingga mengusapkan terlebih dahulu kepada wajahnya”.
Hadis ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi V : 463, Abdurrahman bin Ali bin al Jauzi, al ‘Ilalul Mutanahiyah, CD II : 480, Az Zu’ali, Nasburrayah, III : 52.
Sedangkan dalam periwayatan Al Hakim, al Mustadrak, I : 719, At Thabrani, al Mu’jamul Ausath, VII : 124, dan Abd bin Humaid, dari Umar bin Khathab dengan redaksi:
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان إذا مد يديه في الدعاء لم يردهما حتى يمسح بهما وجهه
Sesungguhnya Rasulullah saw. dalam berdoa
mengangkat kedua tanganya, beliau tidak meletakan kedua tanganya
sehingga mengusapkan terlebih dahulu kepada wajahnya”.
Hadis ini pun daif, pada sanad terdapat rawi bernama Hamad bin Isa.
Ia adalah Hamad bin Isa bin ‘Abidah bin at Tufail al Juhani al Wasithi.
Menurut Abu Hatim,’Hadisnya daif”. Abu
‘Ubaid al Ajiri mengatakan dari Abu Daud,’Ia rawi yang daif, ia
meriwayatkan hadis-hadis yang diingkari.” Tahdibul kamal VII : 281
Ibnu Hiban mengatakan dalam kitabnya ad Du’afa, Hamad bin Isa al Juhani seorang rawi yang suka men-taqlib (memutarbalikan hadis-hadis) supaya disangka bahwa hadis-hadis yang ditaqlibnya itu dapat diamalkan. Tidak boleh berhujah denganya. Nasburrayah, III : 52.
Ad Dzahabi menyatakan bahwa Abu Daud telah mendaifkannya. Al Kasyif 1: 350.
Dalam kitab ‘ilal Ibnu Abu Hatim II : 205
CD, Abu Muhamad ar Razi menerangkan bahwa Abu Zur’ah mengatakan,’Hadis
ini adalah hadis yang diingkari, aku sangat hawatir bila hadis ini tidak
ada sumber aslinya”.
Dengan memperhatikan
keterangan-keterangan di atas, maka hadis-hadis yang menerangkan adanya
mengusap wajah setelah selesai dari berdoa tidak bisa dijadikan hujah.
Sumber: Majalah al-Qudwah no.53
Silakan dishare, Semoga bermanfaat.. :)