-->

Dijalan dakwah ini, berikan yang terbaik sahabat !!

“Cintailah apa yang ada dibumi, maka engkau akan dapatkan cinta dari apa yang ada dilangit” (Rasulullah SAW)

Memberi yang terbaik adalah satu sifat dari seorang manusia, ikhwan, dan akhwat paripurna. Dimanapun meraka berada seorang manusia pripurna akan selalu memberikan sesuatu yang terbaik bagi lingkungan, kehidupan, dan semua yang ada disekitarnya.

Bagi seorang ikhwah, bagi seorang aktivis keislaman, bagi seorang pejuang mukmin, memberi yang terbaik akan selalu dilakukan dalam perannya sebagai apapun. Dalam perannya sebagai Abdullah (Baca : Hamba Allah) mereka akan senantiasa memberikan yang terbaik kepada tuhan sang pencipta alam, mereka akan senantiasa berdoa, beribadah, beramal shaleh dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Dalam perannya sebagai Zoon Politicon (Baca : makhluk sosial) mereka akan selalu memberikan sebesar-besarnya kebaikan bagi manusia lainnya. kemudian dalam perannya sebagai aktivis, mereka akan selalu memberikan militansi kebaikan terbaik bagi perjalanan perjuangan dakwahnya.

Berusaha untuk memberikan kebaikan bukanlah satu usaha yang mudah untuk dilakukan, memberi yang terbaik harus dilakukan dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa dan sepenuh raga. Hanya manusia paripurna saja yang akan sanggup untuk selalu memberi yang terbaik. Sebab memberi yant terbaik akan selalu menuntut keikhlasan, ketabahan, kesabaran, ke-Tawadhu’an, dan ke-Istiqomahan.

Menurut penulis ada 3 makna penting dibalik 2 kata yang diawal kita bahas (baca : memberi yang terbaik) yang perlu kita pahami.
Pertama, memberi yang terbaik selalu diartikan sebagai pemberian yang berkualitas. Kualitas dari keilkhlasan, kualitas dari apa yang diberikan, dan kualitas akan waktu pemberian. Tentu kita masing ingat akan kisah qurban yang dilakukan oleh 2 orang putra Nabi Adam As, hanya qurban salah seorang dari mereka yang Allah terima, sedang yang lainnya tertolak. Ini membuktikan Allah hanya akan menerima pemberian yang berkualitas yang didalamnya tersimpan nilai kabaikan dan kebagusan.

Kedua, memberi yang terbaik selalu bermakna sebagai pemberian yang berkuantitas. Kuantitas dari keilkhlasan, kuantitas dari harta yang diberikan, dan kuantitas dari jasa yang dilakukan. Semakin berkuantitas amal baik kita, maka semakin banyak pula kebaikan yang kita tebar dan kita lakukan. Tentu kita masih ingat tentang kisah infaq yang dilakukan oleh sahabat abu bakar dan umar bin khattab, mereka menginfaqkan semua dan setengah harta dari yang mereka miliki untuk perjuangan dakwah islam, ini membuktikan pemberian yang berkuantitas merupakan sesuatu yang memiliki nilai kebaikan yang sangat besar pula. Sebab, pada dasarnya pemberian yang berkuantitas lebih disenangi dari pada pemberian yang sedikit. Nilai kuantitaif ini akan banyak memberi pengaruh bagi sebuah pemberian. Berkuantitas tapi tidak berkualitas nilainya nol, sedangkan sedikit tapi berkualitas itu masih lebih baik, dan yang terbaik adalah pemberian yang berkualitas dan berkuantitas.

Ketiga, memberi yang terbaik memiliki makna pemberian yang tidak pilih-pilih. Tidak memilih dan memilah. Tidak hanya memberi orang yang kita senangi saja, dan tidak memberi kepada yang lainnya (baca: pilih kasih). Sebab memberi yang terbaik itu kuncinya adalah keikhlasan, fitrah kesucian dan satu lagi yang penting bahwa sikap pilih kasih itu tidak ada dan tidak akan pernah ada dalam catatan pemberian yang terbaik.

Usaha untuk memberikan yang terbaik ini sesungguhnya merupakan satu kewajiban bagi aktivis, seorang aktivis harus memiliki komitmen untuk memberikan yang terbaik untuk sang pencipta kehidupan Allah Swt, memberikan yang terbaik untuk islam dan dakwah, memberikan yang terbaik untuk harakah dan tarbiyah, memberikan yang terbaik untuk kebenaran, keadilan dan kemaslahatan ummat, serta yang tak kalah penting seorang aktivis harus bisa memberikan yang terbaiak untuk lingkungan, keluarga, dan diri pribadi.

Kemudian usaha untuk memberikan yang terbaik ini pula harus dilakukan oleh Dakwah kampus dan seluruh elemen yang terkait. Seorang aktivis dakwah kampus harus memiliki komitmen dan tanggung jawab untuk memberikan yang usaha terbaik (finansial, pikiran, jasa) untuk dakwah kampus. Dakwah kampus pun memiliki kewajiban untuk memberikan yang terbaik (pencerahan, ilmu, nasihat, kajian) kepada lingkungan dan objek dakwah kampus.

Sekali lagi usaha untuk senantiasa memberi kebaikan ini bukan perkara yang mudah. Ini merupakan hal yang sangat berat  yang membutuhkan banyak energi, energi jasadiyah, fikriyah, dan ruhaniyah. Memberi yang terbaik bahkan sangat lebih sulit dari pada menerima pemberian yang terbaik. Namun sebagai manusia paripurna kita harus berkomitmen untuk memberikan yang terbaik, dengan dasar 2 kunci yang harus kita miliki dan harus kita pegang erat-erat yakni kunci keikhlasan dan keistiqomahan.

Memberikan yang terbaik sangat dibutuhkan dan merupakan salah satu kunci untuk meraih sebuah kemenangan dakwah kampus. Kemenangan tidak akan pernah terwujud selama ketidakikhlasan masih membayangi hati dan pikiran kita dalam usaha kita untuk memberikan yang terbaik untuk dakwah kampus. Oleh karena itu, saatnya kita mencoba menebar benih keikhlasan dan kita siram ia dengan air keistiqomahan, agar buah terbaik kita dapatkan. kini saatnya memberi yang terbaik guna meraih kemenangan kampus yang hakiki, kampus yang madani.

@Lutfhi_ariff
Diselesaikan ahad, 24 mei 2015 pukul 10.30 WIB ditengah kepura-puraan yang sedang kuperankan demi kemenangan yang dicita-citakan, Margaasih Kab.Bandung.


Ref : Ahmad Athian, “Menuju kemenangan dakwah kampus”

Silakan dishare, Semoga bermanfaat.. :)

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Disqus Comments
© Copyright 2017 Dzun Al-Fatih | Muda Menginspirasi ! - All Rights Reserved - Created By BLAGIOKE & Kaizen Template - Support KaizenThemes