“Cintailah apa yang ada dibumi, maka engkau akan
dapatkan cinta dari apa yang ada dilangit” (Rasulullah SAW)
Memberi yang terbaik adalah satu sifat
dari seorang manusia, ikhwan, dan akhwat paripurna. Dimanapun meraka berada
seorang manusia pripurna akan selalu memberikan sesuatu yang terbaik bagi
lingkungan, kehidupan, dan semua yang ada disekitarnya.
Bagi seorang ikhwah, bagi seorang
aktivis keislaman, bagi seorang pejuang mukmin, memberi yang terbaik akan
selalu dilakukan dalam perannya sebagai apapun. Dalam perannya sebagai Abdullah (Baca : Hamba Allah) mereka
akan senantiasa memberikan yang terbaik kepada tuhan sang pencipta alam, mereka
akan senantiasa berdoa, beribadah, beramal shaleh dengan sebaik-baiknya dan
semaksimal mungkin. Dalam perannya sebagai Zoon
Politicon (Baca : makhluk sosial) mereka akan selalu memberikan
sebesar-besarnya kebaikan bagi manusia lainnya. kemudian dalam perannya sebagai
aktivis, mereka akan selalu memberikan militansi kebaikan terbaik bagi
perjalanan perjuangan dakwahnya.
Berusaha untuk memberikan kebaikan
bukanlah satu usaha yang mudah untuk dilakukan, memberi yang terbaik harus
dilakukan dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa dan sepenuh raga. Hanya manusia
paripurna saja yang akan sanggup untuk selalu memberi yang terbaik. Sebab
memberi yant terbaik akan selalu menuntut keikhlasan, ketabahan, kesabaran, ke-Tawadhu’an, dan ke-Istiqomahan.
Menurut penulis ada 3 makna penting
dibalik 2 kata yang diawal kita bahas (baca : memberi yang terbaik) yang perlu
kita pahami.
Pertama, memberi yang terbaik selalu
diartikan sebagai pemberian yang berkualitas. Kualitas dari keilkhlasan,
kualitas dari apa yang diberikan, dan kualitas akan waktu pemberian. Tentu kita
masing ingat akan kisah qurban yang dilakukan oleh 2 orang putra Nabi Adam As,
hanya qurban salah seorang dari mereka yang Allah terima, sedang yang lainnya
tertolak. Ini membuktikan Allah hanya akan menerima pemberian yang berkualitas
yang didalamnya tersimpan nilai kabaikan dan kebagusan.
Kedua, memberi yang terbaik selalu
bermakna sebagai pemberian yang berkuantitas. Kuantitas dari keilkhlasan,
kuantitas dari harta yang diberikan, dan kuantitas dari jasa yang dilakukan.
Semakin berkuantitas amal baik kita, maka semakin banyak pula kebaikan yang
kita tebar dan kita lakukan. Tentu kita masih ingat tentang kisah infaq yang
dilakukan oleh sahabat abu bakar dan umar bin khattab, mereka menginfaqkan
semua dan setengah harta dari yang mereka miliki untuk perjuangan dakwah islam,
ini membuktikan pemberian yang berkuantitas merupakan sesuatu yang memiliki
nilai kebaikan yang sangat besar pula. Sebab, pada dasarnya pemberian yang
berkuantitas lebih disenangi dari pada pemberian yang sedikit. Nilai kuantitaif
ini akan banyak memberi pengaruh bagi sebuah pemberian. Berkuantitas tapi tidak
berkualitas nilainya nol, sedangkan sedikit tapi berkualitas itu masih lebih
baik, dan yang terbaik adalah pemberian yang berkualitas dan berkuantitas.
Ketiga, memberi yang terbaik memiliki
makna pemberian yang tidak pilih-pilih. Tidak memilih dan memilah. Tidak hanya
memberi orang yang kita senangi saja, dan tidak memberi kepada yang lainnya
(baca: pilih kasih). Sebab memberi yang terbaik itu kuncinya adalah keikhlasan,
fitrah kesucian dan satu lagi yang penting bahwa sikap pilih kasih itu tidak
ada dan tidak akan pernah ada dalam catatan pemberian yang terbaik.
Usaha untuk memberikan yang terbaik ini
sesungguhnya merupakan satu kewajiban bagi aktivis, seorang aktivis harus
memiliki komitmen untuk memberikan yang terbaik untuk sang pencipta kehidupan
Allah Swt, memberikan yang terbaik untuk islam dan dakwah, memberikan yang
terbaik untuk harakah dan tarbiyah, memberikan yang terbaik untuk kebenaran,
keadilan dan kemaslahatan ummat, serta yang tak kalah penting seorang aktivis
harus bisa memberikan yang terbaiak untuk lingkungan, keluarga, dan diri
pribadi.
Kemudian usaha untuk memberikan yang
terbaik ini pula harus dilakukan oleh Dakwah kampus dan seluruh elemen yang
terkait. Seorang aktivis dakwah kampus harus memiliki komitmen dan tanggung
jawab untuk memberikan yang usaha terbaik (finansial, pikiran, jasa) untuk
dakwah kampus. Dakwah kampus pun memiliki kewajiban untuk memberikan yang
terbaik (pencerahan, ilmu, nasihat, kajian) kepada lingkungan dan objek dakwah
kampus.
Sekali lagi usaha untuk senantiasa
memberi kebaikan ini bukan perkara yang mudah. Ini merupakan hal yang sangat
berat yang membutuhkan banyak energi,
energi jasadiyah, fikriyah, dan ruhaniyah. Memberi yang terbaik bahkan sangat lebih sulit dari pada
menerima pemberian yang terbaik. Namun sebagai manusia paripurna kita harus
berkomitmen untuk memberikan yang terbaik, dengan dasar 2 kunci yang harus kita
miliki dan harus kita pegang erat-erat yakni kunci keikhlasan dan
keistiqomahan.
Memberikan yang terbaik sangat
dibutuhkan dan merupakan salah satu kunci untuk meraih sebuah kemenangan dakwah
kampus. Kemenangan tidak akan pernah terwujud selama ketidakikhlasan masih
membayangi hati dan pikiran kita dalam usaha kita untuk memberikan yang terbaik
untuk dakwah kampus. Oleh karena itu, saatnya kita mencoba menebar benih
keikhlasan dan kita siram ia dengan air keistiqomahan, agar buah terbaik kita
dapatkan. kini saatnya memberi yang terbaik guna meraih kemenangan kampus yang
hakiki, kampus yang madani.
@Lutfhi_ariff
Diselesaikan
ahad, 24 mei 2015 pukul 10.30 WIB ditengah kepura-puraan yang sedang kuperankan
demi kemenangan yang dicita-citakan, Margaasih Kab.Bandung.
Ref
: Ahmad Athian, “Menuju kemenangan dakwah kampus”
Silakan dishare, Semoga bermanfaat.. :)