-->

Waktu dan Aktivis Dakwah Kampus

Waktu, merupakan satu aspek yang sangat berharga dalam kehidupan manusia. Allah telah memberi dan menetapkan berapa lama waktu yang akan Ia berikan kepada setiap makhluknya,  baik hewan, tumbuhan, ataupun manusia.
Setiap makhluk yang bernafas pasti akan meninggal (QS. Al-Imran:185), dalam artian bahwa setiap makhluk hidup pada suatu saat akan tiba dipenguhujung waktu yang telah allah berikan kepadanya.
Allah berfirman dalam Surah Al-Ashr yang artinya :
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Dengan waktu kita bisa digolongkan sebagai makhluk yang rugi, dan dengan waktu pula kita bisa selamat. Sekarang tergantung bagaimana kita bisa memaknai waktu yang telah Allah berikan. Waktu yang sudah berlalu tidak akan pernah bisa diputar kembali layaknya sebuah kaset/CD yang berisikan cerita kehidupan. roda kehidupan akan senantiasa terus berputar tanpa ada yang bisa menghentikannya walau sedetik saja, terkecuali oleh Ia, zat yang maha hidup dan yang maha menghidupkan, Allah Swt.
Ibnu Qayyim Rohimahullah pernah berkata :
“Menyia-nyiakan waktu adalah lebih berbahaya dari kematian, karena menyia-nyiakan waktu memutuskanmu dari Allah dan akhirat, sedangkan kematian hanya menutuskanmu dari dunia dan penghuninya”
Kita tahu, waktu begitu penting untuk menentukan nasib kita dimasa yang akan datang, ketika kita bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin dan mengisinya dengan berbagai hal yang positif, bukan tidak mungkin kesuksesan besar sedang menunggu kita dimasa depan, termasuk kesuksesan diakhirat kelak. 
Lalu, apa kaitannya antara waktu dengan proses dakwah di kampus ? dan apa kaitannya dengan seorang ADK ?
 Untuk menjawabnya, sedikit saya akan bercerita, 
Hari kamis itu, tepat pukul 4 sore, aku mengangkat wajahku kearah langit sore diatas masjid kampusku, terlihat awan bergerak sangat perlahan, bergerak dan terus bergerak, seolah tidak mau berhenti dan seakan-akan tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang telah diberikan sang Rabb kepadanya, beberapa saat kemudian ku tundukkan kembali wajahku dari pandanganku ke arah langit sore itu, namun sesaat sebelum kepalaku tertunduk tak sengaja ku lihat sekumpulan semut yang sedang berjalan beriringan, saling bergotong royong mengangkat sebongkah makanan untuk dibawa ke sarangnya disebuah dahan pohon mangga yang ada didepan masjid tempat ku berada saat itu, semut-semut itu seakan-akan memberikan sinyal yang berisikan satu nasihat bagiku, “apakah kau tidak malu, duhai anak adam? dengan apa yang kau lakukan saat ini? kau diberi waktu, kau di beri kekuatan, kau diberi akal, namun kau tidak pernah mensyukuri semua nikmat itu? kau hanya diam, kau hanya duduk, kau hanya berleha-leha, menyia-nyiakan semua nikmat yang telah Allah berikan kepadamu. Sungguh jika kami diberikan nikmat yang sama dengan nikmat yang telah Allah berikan kepadamu, niscaya kami akan lebih giat lagi dalam bekerja, dalam mensyukuri nikmat tuhan itu”. Tersentak, hatiku dengan sinyal-sinyal nasihat dari semut yang kulihat itu.

Tak terasa setengah jam berlalu, kini waktu telah menunjukan pukul setengah 5 sore, dan belum terlihat seorang pun yang datang ketempatku berada pada saat itu. “Apakah mereka semua sudah pulang? apa mereka lupa bahwa hari ini ada syuro LDK?” lirihku dalam hati. Kegelisahan dan kekesalan mulai membuntuti hati dan pikiranku sore itu, bagaimana tidak setengah jam lamanya aku menunggu, namun belum jua ada yang datang, jangankan yang datang, yang sekadar sms pun tidak ada. Namun Alhamdulillah aku masih bisa bertahan dalam penantian yang seakan tidak ada kepastian didalamnya, Allah masih memberikan kesabaran lebih padaku saat itu.

Akhirnya, 15 menit pun berlalu, dan terdengar suara ketukan dan salam dari beberapa akhwat dibalik hijab, (hijab yang senantiasa dengan sabar menemani syuro-syuro kami selama ini), salah seorang akhwat berkata “afwan kang, syuronya mau dimulai jam berapa?”, suara itu seolah menyadarkanku dari lamunanku. Mmmm.. Ternyata ada beberapa akhwat pula dibalik hijab sana yang kondisinya sama sepertiku kala itu, menunggu dalam ketidakpastian. Dan langsung saja ku jawab pertanyaan dari akhwat itu, “afwan teh, kebetulan ikhwannya belum pada datang, ditunggu 5 menit lagi ya?, akhwat udah ada berapa orang?”. “baru ada 2 orang, kang” jawab akhwat yang lainnya, yang suaranya sudah sangat tak asing ditelingaku, ya dia adalah ukh Sandra.

Tak berapa lama, orang yang kami tunggu-tunggu pun datang, ya dia seorang ikhwan yang akan memimpin syuro hari ini, ia datang tepat pukul 16.47 WIB. Sebelum memulai syuro hari ini, ia meminta maaf terlebih dahulu karena datang terlambat, dan akhirnya syuro pun dimulai. ditengah-tengah syuro, beberapa ikhwan yang lainnya pun mulai berdatangan, dan mungkin diakhwat pun sama.
Sampai pada akhirnya, beberapa bahasan yang seharusnya selesai hari ini tidak bisa diselesaikan. Sang ikhwan pemimpin syuro itu pun memutuskan untuk melanjutkan kembali syuro ini, esok sore pukul 16.00 WIB.

Keesokan harinya keadaannya pun tidak jauh berbeda dengan hari kemarin. Aku datang ke tempat yang selama ini menjadi tempat yang sangat tidak asing bagi seorang ADK di kampusku untuk melaksanakan syuro, tepat pukul 15.55 WIB. Terlihat ada perbedaan antara hari ini dengan kemarin, ya di tempat itu sekarang sudah ada seorang ikhwan yang sedang menunggu untuk syuro, dia adalah akh Andi. “Alhamdulillah, ternyata sekarang sudah ada yang bisa datang tepat waktu” lirihku dalam hati.

Namun kondisi yang tak jauh berbeda dengan kemarin terjadi kembali hari ini, aku harus menunggu rekan-rekan yang lain untuk memulai syuro hari ini, walaupun sekarang penantian dalam ketidakpastian ini ditemani oleh akh Andi. Dan dalam proses penantian dalam ketidakpastian ini, beberapa kali akh Andi terlihat mengeluh dan sedikit kesal, karena terlalu lama menunggu. Aku pun sebenarnya sama sedikit kesal juga, tapi kucoba menutupi kekesalan itu dengan coba untuk tersenyum dan menampilkan mimik muka yang semangat, agar ketika akh Andi melihatku, dia bisa lebih bersabar lagi untuk menunggu, dan akhirnya kami pun ngobrol ngaler-ngidul dalam masa penantian ini.

Setengah jam kemudian,  syuro pun bisa dimulai 15 menit lebih cepat dari syuro kemarin sore, ya syuro hari ini dimulai sekitar pukul 16.30 WIB. Beberapa puluh menit berlalu, syuro pun berakhir, dan ternyata masih ada satu bahasan yang belum selesai. kembali sang pemimpin syuro meminta kami datang senin sore untuk melanjutkan bahasan yang belum selesai.

“andai saja syuro ini dilaksanakan tepat waktunya, mungkin semua bahasan akan selesai dibahas tepat pada waktunya pula” lirihku dalam hati, dengan perasaan sedikit agak kesal.

Itulah sedikit kisah yang mungkin sering terjadi hampir di semua LDK di negeri ini. Ya masih banyak sekali ADK yang masih belum bisa berkomitmen terhadap waktu. Namun pada kenyataannya bukan hanya ADK saja yang memiliki masalah komitmen terhadap waktu ini, masalah ini juga bisa saja terjadi pada kalangan masyarakat tingkat bawah, menengah atau bahkan sampai kalangan para elite pemegang kekuasaan negeri ini.

Salah satu dari fungsi seorang ADK, ialah menjadi seorang Opinion Leader. Seseorang yang bisa mempengaruhi pola pikir, kepribadian, ataupun cara hidup orang lain secara unformal, tanpa pernah ia terlibat langsung menasihati, berbicara, atau bahkan menggurui orang lain. Yang ia lakukan hanya terus dan terus memperbaiki dirinya. Sehingga ion-ion kebaikan akan senantiasa terpancar dari dirinya, dan bisa membuat perubahan terhadap banyak orang yang ia temui.

Tentunya banyak hal yang bisa membuat seseorang dikatakan sebagai Opinion Leader, mulai dari tutur bahasa yang lembut, akhlak yang baik, gaya berpakaian yang rapih, dan juga komitmen dia dalam menghargai waktu. Namun yang perlu dipahami oleh seorang Opinion Leader ialah jangan sampai semua hal yang ia kerjakan diniatkan seakan-akan hanya ingin mendapat pujian dari orang lain.

ADK yang baik salah satu cirinya ialah bisa komitmen dan menghargai waktu. karena ia tahu semakin banyak waktu yang dilalui oleh hal yang sia-sia, maka seolah-olah ia telah melewatkan berjuta pahala yang telah Allah siapkan. Dan ia pun sadar semakin ia tidak menghargai waktu, maka ia akan menjadi satu diantara banyaknya penyebab kegagalan dakwah kampus.

Hal yang sering terjadi dikalangan ADK dalam kaitannya dengan waktu, selain tentunya datang tidak tepat waktu ketika syuro/agenda ADK lainnya, datang terlambat pada perkuliahan, dan terkadang ADK pun tidak bisa membagi waktu antara urusan dakwah dan urusan akademik. Seorang ADK harus bisa belajar menghargai waktu, membagi waktu, dan menentukan waktu, karena hal ini merupakan salah satu modal yang sangat besar untuk meraih minimal 2 kesuksesan, kesuksesan akademik dan kesuksesan dakwah kampus. Sehingga ketika 2 kesuksesan ini dapat diraih, bukan tidak mungkin fungsi ADK sebagai Opinion Leader pun dapat diraih.

Terkadang masalah ADK yang belum bisa menghargai waktu ini bisa memunculkan masalah-masalah lain yang jika tidak terselesaikan sesegera mungkin, dapat menjadi batu penghambat jalan meretas kesuksesan dakwah kampus. Salah satu masalah yang timbul akibat waktu ini adalah masalah ukhuwah. Sebagai contoh, ketika seorang kader sebut saja si fulan menunggu rekan-rekannya cukup lama untuk melaksanakan syuro akan ada 2 kemungkinan yang terjadi pada dirinya. Yang pertama si fulan bisa sabar menunggu, dan yang kedua bisa saja si fulan mengeluh, kesal, atau bahkan marah ketika ia menunggu rekannya dan tidak ada kepastian dari orang yang ia tunggu. Hal yang kedua ini lah yang dikhawatirkan bisa merusak ukhuwah di internal LDK. Bagaimana bisa? tentu saja bisa, jika si fulan kurang bisa menjaga hawa nafsunya mungkin saja ketika seseorang yang ia tunggu datang, ia cuek atau bahkan memasang raut muka kecewa/sebal, dan jika hal ini dibiarkan terus menerus, bukan tidak mungkin akan ada crash/kerenggangan antara sifulan dan orang yang ia tunggu, yang berujung salah satu dari mereka tidak akttif atau bahkan meninggalkan LDK, inilah akibat buruk yang sangat harus dihindari.

Lalu bagaimana cara menghindari agar hal tersebut bisa dihindari ? kiranya hanya dengan satu jawaban pun akan cukup untuk menjawab pertanyaan diatas. Ya jawabannya ialah harus adanya proses memahami dan dipahami diantara sesama ADK terkait permasalah waktu ini. Proses memahami dan dipahami ini contonhya ialah :
  • Pertama, ketika kita bisa datang tepat waktu, datanglah tepat waktu!. jangan pernah berpikiran “kalaupun aku datang tepat waktu, pasti yang lain belum pada datang, dan paling seperti biasa syuro nya ngaret setengah jam lagi” 
  • Kedua, ketika kita memang tidak bisa datang tepat waktu, karena ada hal lain yang tidak bisa ditinggalkan sebaiknya kita memberikan kabar, minimal kepada mas’ul kita, agar nantinya tidak ada rekan kita yang menunggu dalam ketidakpastian. 
  • Ketiga, jika kondisi kita sedang menunggu, pahamilah bahwa orang yang kita tunggu memang sedang ada hal lain yang tidak bisa ditinggalkan sehingga menyebabkan ia tidak bisa hadir tepat waktu, janganlah berprasangka buruk !. Salah satu cara untuk menghindari berprasangka buruk ini, manfaatkan waktu menunggumu dengan membaca Al-quran. 
  • Keempat, jangan lelah untuk senantiasa mengingatkan teman-temanmu untuk tepat waktu. dalam hal ini optimalkan penggunaan media social.
4 hal diatas hanya gambaran/contoh secara umum saja, kamu bisa mengembangkannya kembali sesuai dengan situasi dan kondisi teman-temanmu di LDK.

"Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang akan menebasmu. Dan jiwamu jika tidak kau sibukkan di dalam kebenaran maka ia akan menyibukkanmu dalam kebatilan" (Imam Syafi’i)

Seorang ADK harus bisa memegang teguh komitmen terhadap waktu, ia harus bisa merubah budaya buruk yang telah melekat di LDK, minimal untuk dirinya sendiri. “Lebih baik menunggu 1 jam, dari pada ditunggu 1 detik”, kiranya kalimat itulah yang harusnya senantiasa tertulis dan terpatri dalam hati seorang ADK. Peran seorang mas’ul pun sangat dibutuhkan dalam hali ini, ia harus memiliki ketegasan dalam membangun sebuah budaya tepat waktu, sebagai contoh kabijakan iqab (hukuman) kepada anggota yang datang tidak tepat waktu bisa dilakukan, kemudian aturan  konfirmasi kehadiran pun patut dilakukan atau bahkan aturan 15 menit “cancel” (aturan toleransi 15 menit, jika setelah 15 menit tidak ada anggota  yang hadir dan tidak memberi kabar, maka syuro dibatalkan) pun sangat bisa dilakukan.

Budaya tepat waktu ini merupakan modal yang sangat besar demi meraih kesuksesan dan tujuan dari dakwah kampus, yakni mewujudkan kampus yang madani. Mulailah dari diri sendiri, dan mulailah dari detik ini, sahabat !.

“Berbekalah dengan ketakwaan karena engkau tidak tahu, apabila malam telah gelap apakah engakau akan hidup esok hari.
Betapa banyak orang yang sehat meningal tanpa didahului sakit, dan betapa banyak orang yang sakit ternyata hidupnya lama.
Betapa banyak seorang pemuda yang di sore dan pagi harinya dalam kondisi aman, padahal kain kafannya telah digunting dan dia tidak mengetahuinya.”

Manfaatkan waktumu sebaik mungkin, mulailah untuk menghargai waktu. dan jadilah seorang pejuang dakwah sejati!

Wallahualam Bis-Shawwab

Luthfi Arif Fadillah
@Luthfi_ariff
Diselesaikan dikamarku hari kamis 05-02-15, pukul 22.31 WIB, Margaasih Kab.Bandung.

Silakan dishare, Semoga bermanfaat.. :)

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Disqus Comments
© Copyright 2017 Dzun Al-Fatih | Muda Menginspirasi ! - All Rights Reserved - Created By BLAGIOKE & Kaizen Template - Support KaizenThemes