-->

Surat Cinta Untuk Akhi dan Ukhti - Stop Gaya Pacaran Pengundang Maksiat dan Zina


kepada:
Akhi dan Ukhti
di
Tempat yang sama

Bismillah

Dengan penuh rasa takut dan rasa bersalah, saya membuat surat yang sederhana ini. mudah.mudahan tidak ada fitnah yang berkembang akibat surat yang tak bersalah ini.

Akhi, Ukhti ...
perlu kalian tau, bahwa saya sangat merasa bersalah dan akan menyesal jika apa yang ada dalam hati ini tidak tersampaikan, tapi percayalah .. setiap ingin menyampaikan, selalu ada rasa takut yang besar. Takut jika kalian marah dan menyimpan dendam karena merasa tersinggung dengan apa yang saya sampaikan ini. saya takut jika akhi suudzon kepada saya.

akhi, ukhti
saya membuat surat ini tidak ada maksud untuk mengajarkan kalian, yang mana baik dan yang mana buruk. tidak pula memposisikan diri ini sebagai akhwat yang paling benar, akhwat yang 'alim. karena memang betul, saya bukan pribadi yang 'alim. namun saya hanyalah manusia biasa yang bisa bermanfaat bagi orang-orang di sekitar saya.


saya juga merasa belum pantas untuk menasehati akhi dan ukhti, bukan karena umur yang mungkin masih lebih di bawah akhi dan ukhti, tapi karena ilmu akan agama belum banyak saya ketahui, kurang sholehah, takut membuka aib dan tak ingin mencampuri urusan orang lain. tapi, terlalu sulit jika saya menunggu sampai saya menjadi seorang hafidzah.

saya hanya berpatok pada sabda Rasulullah :

“Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat”. (HR. Bukhari & Muslim).

akhi.. ukhti
perlu kita ketahui, azab yang datang dalam kehidupan kita adalah bersumber dari perilaku kita. mungkin kita pernah membuat Allah Murka kepada kita dengan melakukan kemaksiatan dan kemungkaran. sampai-sampai orang yang tak bersalah pun ikut merasakan azab akibat prilaku kita. akhi dan ukhti tega?? saya rasa tidak ...

kembali lagi, bukannya mereka tidak mencegah kita membuat maksiat melainkan karena ada rasa belum pantas untuk menceramahi kita. akhi dan ukhti ingat dengan sabda Rasulullah ini ...

“Sesungguhnya manusia apabila melihat seorang yang zhalim lalu tidak mencegahnya, niscaya, hampir-hampir Allah Subhanahu wa Ta’ala menimpakan azab untuk mereka semuanya.” (HR. Abu Dawud & Tirmidzi)

inilah sebab mengapa saya dengan beraninya (tidak begitu berani sih), menulis surat ini dan mengirimnya kepada akhi dan ukhti. walau masih ada rasa minder setiap kali mengingat sabda Rasulullah, yang ini ...

“Perumpamaan orang yang mengajari orang lain kebaikan, tetapi melupakan dirinya (tidak mengamalkannya), bagaikan lilin yang menerangi manusia sementara dirinya sendiri terbakar”. (HR. Thabrani. Muhaddits abad ini, Muhammad Nashiruddin Albani, berkata sanadnya jayyid (baik)).

tapi, Insya Allah kita sama-sama mengamalkan. ouh iya, di sini saya tidak berani mengatakan atau menyuruh ukhti dan akhi untuk tidak berpacaran... tapi, saya hanya ingin katakan bahwa.. dalam islam, agama kita tidak mengenal yang namanya pacaran dini (pacaran sebelum nikah).

kalau ukhti mau pacaran, ya... silahkan. tapi tidak di antara kami. tidak didepan mata kami. kami takut ukhti, ada jika hati dan mata kami ikut melakukan zina. maaf ya... akhi, ukhti.

hmm... ukhti begini
kenapa sih, ukti pede melakukan itu di depan kami ?? bukannya kami sok suci, tapi setidaknya kami ingin menghindarinya. ukhti cantik loh ... kok teganya merusak kecantikan ukhti dengan perbuatan yang sangat tidak disenangi Allah. berpegangang tangan dengan yang bukan muhrim, pangku-pangkuan, kipas-kipasan malah suap- suapan. naudzubillah min dzalik

Simpanlah rasa perhatian ukhti, berikan kepada keluarga ukhti,, orang tua dan saudara ukhti di rumah. dan simpanlah rasa perhatian, cinta dan kasih sayang ukhti untuk pasang ukhti kelak yang menjadi imam bagi keluarga ukti.
nah.. yang begitukan enak. sedap dipandang, kalau sudah halal.

dan, kamu akhi ...
kok tega sih merusak iman akhwat. sudah tau akhwat itu paling cepat mengasihi, hatinya terlalu lembut dan paling cepat jatuh. tidak adakah rasa takut, jika yang akhi lakukan akan terjadi dengan saudara akhi. seperti adik atau kakak akhi ?? maaf bukan mendoakan.

akhi, berhenti memberi dia harapan. simpan semua janji" akhi untuk pasangan akhi kelak, yang menjadi pengganti akhi merawat keturunan akhi saat akhi tidak berada d rumah. kepada akhwat yang menjaga akhi, dari fitnah- fitnah yang merambah luas. akhi... please stop !!

terus cinta apakah yang baik ??

yaitu cinta yang didasarkan karena Allah ‘azza wa jalla. inilah cinta yang akan kekal selama-lamanya.

jika maksiat terus menerus dilakukan akan mengakibatkan kerasnya hati, jauh dari Allah, dan lemahnya iman. Terus menerus melakukan maksiat juga akan mengakibatkan maksiat tersebut menjadi suatu kebiasaan. Sungguh, jika jiwa itu terbiasa dengan suatu hal maka akan sulit untuk berpisah dengannya. Jika ini telah terjadi pelaku maksiat akan sulit melepaskan diri dari maksiatnya dan setan akan membukakan untuknya pintu-pintu kemaksiatan lainnya yang lebih besar dan lebih dahsyat dari sebelumnya.

ukhti ...
janganlah cepat mempercayai kata-kata manis seorang ikhwah, karena sesungguhnya Allah Ta’ala belum menampakkan aib/ topengnya di hadapanmu. apalagi jaman sekarang... huh, sebagian besar ikhwah paling tidak bisa tepati janji. ketika sudah dapat yang manisnya, brrrmmm~~~ kabur deh. pahitnya ?? yaa akhwatnya yang dapat. terus,, tidak kah kasihan dengan orang tua yang dari kecil memberi kita kasih sayang, lalu kita hanya membalasnya dengan air mata dan rasa sakit ??

akhi,, ukhti
inilah mengapa dalam agama kita tidak mengenal yang namanya pacaran. takutnya, yaa... seperti itu. kenapa?? takut di katakan kuper, tidak gaul, kaku, kolot, dan sebagainya ?? yaah... tidak usah kawatir. bukan gaul, atau apa yang akan menjadi pertimbangan di akhirat kelak melainkankan amalan-amalan yang ukhti lakukan.

sekali lagi percayalah janji Allah. tugas kita hanyalah menjaga diri kita, menjaga pandangan kita, menjaga gerak- gerik kita agar tidak melenceng dari syariat agama dan terutama berdakwah (hehhe).

akhi dan ukhti belum panas kan ??
tapi lebih bagus kalau akhi dan ukhti panas, dan berhenti melakukan zina- zina itu.

sayang? iya.. saya tahu, akhi dan ukhti saling menyayangi. tapi, lebih bagus jika kalian menjaga rasa sayang itu, hingga jodoh mengantarkan kalian ke arah yang halal. apa tidak bosan nantinya, jika kalian berjodoh... 3 tahun pacaran. sudah merasakan asam dan manisnya, bagus" kalau mata cuma memandang ke arah akhi, atau ukhti. bagaimana jika tanpa akhi dan ukhti sadari, dia memandng ke arah yg lain?
ya,,, ini dia yang biasa jadi faktor kebanyakan orang cepat cerai. bosan ....

protes apa lagi akhi, ukhti ?? ada teman yang ditemani kalau jalan bareng ?? Ya... itu sih namanya setan. masih ingat dengan ini..

Tidaklah seorang laki-laki berkhalwat dengan wanita kecuali pihak ketiganya adalah setan (HR. Tirmidzi, 3/474 misyakatul mashabih, 3188). {Yusuf al-Qaradhawi, Fiqih Praktis bagi Kehidupan Modern}

merasakan cinta dengan lawan jenis memang fitrah, tapi jangan disalahgunakan dong. ikhwah atau akhwat yang soleh/ah, sopan di lingkungannya, atau bahkan 'alim pun tidak bisa dijadikan jaminan untuk tetap istiqamah jika sudah merasakan benih-benih cinta itu tumbuh.

Imam Ibnul Qoyyim berkata, “Allah tidak menjadikan mata itu sebagai cermin hati. Apabila seorang hamba telah mampu meredam pandangan matanya, berarti hatinya telah mampu meredam gejolak syahwat dan ambisinya. Apabila matanya jelalatan, hatinya juga akan liar mengumbar syahwat…”

mencintai lawan jenis merupakan hal yang wajar. namun perlu diketahui bahwa manusia diciptakan dalam keadaan lemah saat menghadapi fitnah syahwat. oleh karena itulah, saya katakan jangan kita terlalu cepat tertipu oleh penampilan para lelaki, layaknya orang yang sholeh terlebih-lebih terhadap orang awam (jahil akan agama ini). Walaupun dhohir-nya kelihatan sopan dan bertanggung jawab namun itu semua akan segera pupus dan tampaklah wajah asli lelaki tatkala ukhti telah berada dalam gengamannya.

tidak percaya ?? buktikan saja sendiri... saya sih sudah ogah. hehe

akhi juga harus hati-hati terhadap wanita, ingat dengan yang ini ...

Rasulullah SAW bersabda ”Hati-hatilah pada dunia dan hati-hatilah pada wanita karena fitnah pertama bagi Bani Isroil adalah karena wanita.” (HR. Muslim).

kembali lagi ke permasalahan semula,

akhi, ukhti...
mari kita sama-sama menjaga lingkungan kita untuk tetap bersih. bersih dari maksiat-maksiat. betapa indahnya lingkungan kita tanpa maksiat.
saya masih ingat beberapa minggu yang lalu, ketika ukhti tidak hadir. katanya ukhti malu dengan kami ?? malu karena kedok akhi dan ukhti terbongkar ?? astagfirullah ... kok malah malu sama kami ?? malu sama Allah dong.
tapi, katanya malu... kok diulangi lagi?? ya... setengah-setengah nih ukhti. kalau seperti itu terus, ukhti tidak ada lagi harganya dimata kami (maaf sedikit kasar ya ukh).

akhi dan ukhti, tau tak ...
karena kalian, saya sering istigfar.. saya jadi tambah malas dekat-dekat. bagaimana tidak !! kalian melakukannya di samping, di depan saya sih. siapa yang betah !! cemburu?? ah... mana mungkin.
mau negur, takut dibilangi munafik ... mau menasihati, malah dianggap menggurui. wallaaah... serba salah.

ukhti kenapa ? kok jilbabnya dilepas? kok tidur dipangkuan ikhwat? Nauzubillah... liat akh, ti... jaraknya antar wajah kalian hanya 2 jari. aduh ... tidak takut apa !! loh ... kok malah saya yang seru yah, malah saya yang merasa takut.
tapi entahlah,, saya mungkin kuper. tidak tau gaya pacaran model sekarang. hahah

saya juga capek loh ukhti, saya juga panas. ya.. memang sama. saya juga kan lari, sama seperti yang ukhti lakukan !! tapi saya tidak butuh tuh,, pangkuan ikhwah ... tidak butuh kipasan ikhwah.
tidak ada yang menawarkan?? yah... mungkin. tapi kalau ada yang menawarkan, Insya Allah saya tolak. malah kalau bisa saya gampar deh.. itu namanya MERENDAHKAN KITA !!

ukhti merasa tak ??
yah ... kalau tidak, terserahlah. cukup hanya itu yang bisa saya sampaikan. jangan marah yah ukhti... saya berharap setelah ukhti baca surat ini, ukhti sedikit demi sedikit tidak merubah gaya hidup ukhti.

akhi dan ukhti tidak merasa minder dengan yang ini ...

“Sesungguhnya Allah membenci setiap orang yang ‘alim (pandai) dalam masalah duniawi namun jahil (bodoh) terhadap masalah akhirat”. (Shahihul Jami’: 1875).

tidak yah?? ya... kita memang beda, tapi bisa kok sama atau bahkan ukhti dan akhi lebih baik jika mau berubah..

Ya, sudah... demikianlah yang bisa saya share ke akhi dan ukhti
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan taufik dan keselamatan kepada kita semua. dan semoga surat ini bisa dipetik hikmah dan mauidzoh hasanahnya. amin.

Wassalamu'alaykum Wr. Wb

Silakan dishare, Semoga bermanfaat.. :)

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Disqus Comments
© Copyright 2017 Dzun Al-Fatih | Muda Menginspirasi ! - All Rights Reserved - Created By BLAGIOKE & Kaizen Template - Support KaizenThemes