Istilah sains dalam Islam,
sebenarnya berbeda dengan sains dalam pengertian Barat modern saat ini, jika
sains di Barat saat ini difahami sebagai satu-satunya ilmu, dan agama di sisi
lain sebagai keyakinan, maka dalam Islam ilmu bukan hanya sains dalam pengertian
Barat modern, sebab agama juga merupakan ilmu, artinya dalam Islam disiplin
ilmu agama merupakan sains. sehingga ada keterkaitan antara sains dan islam.
Untuk memperjelas perbedaan
antara sains Barat dan dan Sains Islam Ziauddin Sardar menyatakan bahwa, “Jika
sains itu sendiri netral, maka sikap kita dalam mendekati sains itulah yang
menjadikan sains itu sekuler atau Islami. Pendekatan Islam mengakui
keterbatasan otak dan akal manusia, serta mengakui bahwa semua ilmu pengetahuan
itu berasal dari Tuhan.” Sementara Identitas Sains Barat, sebagaimana
disinyalir Maryam Jameelah, “Sains modern tidak dibimbing oleh atau kehilangan
nilai moralnya, bahkan dikuasai oleh materialism dan arogansi. Seluruh cabang
ilmu dan aplikasinya telah terkontaminasi oleh borok yang sama.”
Gambar. Sains Islam sumber http://jalandakwah.info/pandangan-islam-terhadap-teknologi/ |
Dr. Wendi Zarman, M.Si dalam
Kuliah Peradaban menyampaikan bahwa ada 3 makna dari sains islam ini. Makna
yang pertama, sains islam merupakan Ilmu tentang sejarah perkembangan sains
dalam peradaban Islam. Kedua, sains Islam adalah cabang ilmu filsafat sains dan
filsafat islam yang meneliti konsep, filsafat dan metodologi sains dalam
peradaban Islam. Sedangkan yang ketiga, menurut beliau sains islam memiliki
makna sebagai ilmu yang mengkaji cara mewujudkan adab dan ilmu islam didunia
sains dan teknologi masa kini.
Munculnya sains islam ini secara
garis besar terjadi karena adanya dua factor, yakni factor ekspansi wilayah
islam dan masa penerjemahan karya-karya filsuf yunani. Dengan adanya ekspansi wilayah
islam wilayah kekuasan islam semakin luas meliputi wilayah Arab, Damaskus/Syam,
Persia, Afrika utara, India dan Andalusia. Ekspansi yang dilakukan umat islam
pada saat itu berbeda dengan ekspansi bangsa Romawi/Nasrani. ekspansi umat
islam ini merupakan pembebasan wilayah dari kemunduran, kebodohan dan
keterbelakangan dalam berbagai aspek kehidupan. Sehingga ekspansi/pembebasan
yang diakukan umat islam ini bisa diterima dengan baik oleh wilayah-wilayah
yang dibebaskan. Ini ditandai dengan terjadinya perpindahan agama masyarakat
dari agama awal ke islam, serta adanya islamisasi udaya lokal.
Seiring dengan terus dilakukannya
pembebasan wilayah oleh umat islam pada saat itu, maka dengan sendirinya umat
islam mulai mempelajari tradisi intelektual dari setiap wilayah yang
dibebaskannya. Pada masa itu pula karya-karya ilmiah yunani syriac mulai
diterjemahkan, sampai pada akhirnya sekitar abad 9 seluruh korpus saintifik
yunani yang meliputi berbagai bidang keilmuan seperti Astronomi, dan kedokteran
berhasil diterjemahkan oleh umat islam pada saat itu. dan dimasa inilah mulai
munculnya istilah sains islam.
Pakar sejarah sains dari
Universitas Harvad, Profesor Abdul hamid sabra menyebutkan ada tiga fase tahap
islamisasi sains. Pertama, fase peralihan (vakuisasi) dimana sains/filsafa
yunani memasuki wilayah peradaban islam, umat islam mulai mebaca fisafat-filsafat
yunani. Kedua, fase penerimaan (adopsi) dimana umat islam mulai mengambil dan
menikmati bidang-bidang keilmuan dan pemikiran yunani, dan mulai membuat
resume-resume dari karya-karya para filsuf yunani. Terakhir fase kematangan
(asimilasi dan naturalisasi) pada tahap ini umat islam bukan sekedar menerima
dan menikmati karya-karya filsuf yunani, namun mulai membuat karya sendiri yang
mulai mengkoreksi karya-karya yang sudah ada sebelumnya.
Masa kegemilangan sains islam tak
bisa dipisahkan dengan masa kejayaan
islam. Kegemilang sains islam dan kejayaan umat islam terjadi secara
beriringan dan berada pada titik puncak sekitar abad ke-15 M. bukti bahwa sains
islam pernah mencapai masa keemasan adalah dengan bermunculannya para
cendekiawan muslim saat itu. Ibnu Sina dengan karya monumentalnya al-Qonun fi at-Tibb yang merupakan
esklopedi tentang kedokteran yang menjadi pegangan wajib
universitas-Universitas eropa selama kurang lebih 300 tahun. Al-Razi berhasil menulis
lebih dari 230 karya-karya ilmiah dalam banyak bidang, seperti kimia,
kedokteran, astronomi, sejarah, filsafat, teologi dan juga etika (filsafat
moral). Ibnu Firnas 800-an M menciptakan alat terbang mirip Roger Bacon (1292)
dan kemudian dipopulerkan oleh Leonardo
da Vinci pada tahun 1519.
Ada beberapa faktor yang
menyebabkan sains islam bisa mencapai puncak keemasannya diantaranya adalah,
Pertama kesungguhan dalam mengimani mempraktekkan ajaran Islam sebagaimana
tertuang dalam al-Qur’an dan Sunnah (Di dalam al-Qur’an, kata al-ilm dan kata-kata jadiannya digunakan
lebih dari 780 kali), Stabilitas keamanan dan kesejahteraan ekonomi menjadi hal
yang penting juga karena sains akan tumbuh dinegeri yang aman dan sejahtera.
Selain itu dukungan dan perlindungan penguasapun memiliki pengaruh yang cukup
kuat.
Qadarullah disetiap kejayaan ada
pula kemunduran, pun begitu dengan sains islam. Diawal abad 20 sampai sekarang
sains islam mengalami kemunduran. Namun kemunduran ini bukan tanpa sebab menurut
Dr. Wendi Zarman,M.Si Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, diantaranya
adalah menyempitnya sains sebagai
pelayan agama semata (contohnya : Al-Khawarizmi meneliti aljabar untuk
menentukan pembagian waris), kemudian terjadinya krisis ekonomi dan ketidakstabilan
politik (diantaranya terjadi serangan pasukan salib, dan invasi Mongol di
Baghdad), adanya wabah penyakit,
merebaknya gerakan pseudo sufisme (yaitu dekat terhadap hal mistik serta
suprnatural) serta terjadinyainvasi militer dan kolonialisme barat.
Silakan dishare, Semoga bermanfaat.. :)