-->

Hadiah Islam di Christmas Island

Hadiah Islam di Christmas Island
 
Awal Masuk Islam di Pulau Christmas Island

Awal mula masuknya Islam ke pulau sangat erat dengan distribusi bangsa Melayu dari Asia Tenggara. Dimulai abad kelima masehi, Melayu sudah aktif berpergian dengan adanya perdagangan. Hingga abad ke-15, kegiatan perdagangan terus dilakukan nenek moyang kita ini meski saat itu telah memasuki era kolonial.

Dari perdagangan tersebutlah terjadi eksodus bangsa Melayu dari nusantara, termasuk Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand dan Filipina. Selain perdagangan, banyak pula disebutkan beberapa kepindahan bangsa Melayu akibat adanya pembuangan budak dan pengasingan politik yang marak di sekitar abad 17.

Isu pencari suaka di Christmas Island mulai mencuat di tahun 1980an dengan mendaratnya kapal sejumlah imigran pencari suaka dari Indonesia. Sejak itu semakin banyak kapal-kapal lain yang mengangkut sejumlah pencari suaka. Pada tahun 2001, begitu banyak pencari suaka asal Timur Tengah. Tercatat dalam setahun lebih dari 6.500 pengungsi meminta suaka Australia. Sebagian besar mereka berasal dari Irak, Afghanistan dan Sri Lanka yang diangkut kapal dari Indonesia. Selama ini Australia memang menghadapi masalah pelik terkait pencari suaka. Sebuah penahanan imigrasi center pun kemudian dibuat di Christmas Island.

Sebelumnya, Muslimin Christmas Island sangat antusias menyambut baik para pendatang pencari suaka. Mereka bahkan membuat perayaan kecil ketika ada kapal pengangkut muslimin mendarat di pulau. Namun jumlah pencari suaka yang terus meningkat membuat Muslimin semkin lama semakin gerah. Mengingat tak sedikit dari para pencari suaka yang kemudian mengganggu komunitas muslimin penduduk setempat. "Ketika kapal mulai berdatangan, kami memandang mereka sebagai pencari bantuan dan kami pun ingin membantu sebagai sesama muslim. Namun kemudian perahu terus datang dan datang dan orang-orang mulai berbicara hal yang berbeda," ujar Abdul Ghafar, imam masjid Christmas Island.

Muslimin Christmas Island pun merasa skeptis dengan legitimasi para pencari suaka. Apalagi melihat banyaknya anak-anak yang ikut serta dalam kapal para pencari suaka. Belum lagi banyaknya korban berjatuhan di tengah laut sebelum mendarat di pulau. "Kami mulai mempertanyakan pendatang baru itu benar-benar kesulitan atau hanya beralasan ekonomi. Komunitas kami sangat terganggu dengan banyaknya nyawa yang hiang diantara para pencari suaka saat berlayar di laut," tutur Ghaffar dikutip The Daily Telegraph.

Satu-satunya masjid di Christmas Island nampak sangat padat ketika hari Jumat tiba. Meski terganggu, muslimin setempat tentu tak melarang para pencari suaka untuk melaksanakan shalat Jumat. Mengingat saat itulah para pencari suaka diizinkan keluar dari pusat penahanan imigran. Maka tumpah ruah lah jama'ah masjid tak seperti hari bisa.

Silakan dishare, Semoga bermanfaat.. :)

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Disqus Comments
© Copyright 2017 Dzun Al-Fatih | Muda Menginspirasi ! - All Rights Reserved - Created By BLAGIOKE & Kaizen Template - Support KaizenThemes